Kerajaan Allah dalam sebutan bahasa Inggris adalah Kingdom of Heaven atau Kingdom of God dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Kerajaan Allah, Kerajaan Sorga atau Kerajaan Langit. Ketiganya memiliki tujuan, makna dan arti sama, hanya penyebutannya yang berbeda. Alkitab menyebutkan lebih dari 100 kali tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga. Tetapi apakah setiap pembaca (terutama Orang Kristen) paham maknanya dan bahkan mampu memanifestasikannya?
Sering kita dengar bahwa hal Kerajaan Allah adalah rahasia Allah. Pandangan itu sangat tidak seutuhnya benar. Ketelitian dan kejelian membaca Kitab adalah kunci keberhasilan menemukan ‘rahasia’ Allah tentang Kerajaan Allah. Tentu pikiran yang benar-benar dituntun olah Rohul Kudus-lah yang akan menemukannya.
Firman Allah dalam Kitab Ulangan 29:4 Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar… Ayat ini menjadi peringatan, agar pikiran pembaca sepenuhnya bersandar hanya pada Firman Allah dan memaksimalkan fungsi sarana fisik yang diberikan Allah, yaitu akal budi atau pikiran (otak), mata dan telinga karena hanya dengan demikian manusia dapat mengerti dan memahami rahasia Allah.
Kerajaan Allah, jika diurai terdiri dari 2 kata, yaitu Kerajaan dan Allah. Dari pemisahan frase tersebut, ada 3 unsur utama yang terkandung dalam Kerajaan dimana ketiga unsur tersebut saling terkait tidak terpisahkan dan apabila salahsatu unsur saja tidak ada maka kerajaan tidak akan terwujud. Unsur-unsur tersebut adalah pertama raja selaku pemilik dan pengatur, kedua pengikut raja selaku yang mematuhi atau mengabdi pada raja dan ketiga wilayah sebagai tempat raja dan pengikutnya berada dan tempat mengimplementasikan aturan dan hukum yang dibuat oleh penguasa.
Kata Allah terdiri dari suku kata Al dan Ilah, dimana Al (sebagai pendamping kata) menunjukkan sesuatu yang khusus atau tertentu (contoh pemakaian dalam bahasa Inggris, yaitu the atau prepositional). Contoh: Al + kitab menjadi Alkitab atau The Bible/Holy Bible. Sedangkan ilah adalah segala sesuatu yang ditaati, dipatuhi, dicintai yang diwujudkan dalam suatu ritual tertentu misalnya peribadatan. Contoh: ilah bangsa Mesir pada masa Musa adalah Firaun. Bahkan orang Israel mengikuti Baal dan allah bangsa lain. Hakim-hakim 10:6 Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata Allah; mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi Allah ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah. Jadi ilah dengan nama YHWH (baca: YAHWEH) yang kita maksudkan dalam Kerajaan Allah adalah Ilah yang kudus dan kekal, tidak bermula dan tidak berakhir dan pada akhirnya disebut Allah. Wahyu 22 :13 "Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." Kerajaan Allah menjadi satu frase, jika diartikan secara spesifik adalah suatu tempat yang didiami oleh orang-orang pilihan Allah dengan kondisi bahwa Allah saja sebagai Pengatur, Penguasa/Pemilik dan Yang Dipatuhi/Diabdi/diibadati.
Allah berkehendak agar setiap ciptaanNya mendapat kemudahan dalam mengerti dan melaksanakan FirmanNya, seperti dicontohkan Musa dalam Ulangan 32:2 Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. Dan 2 Korintus 1:13 Sebab kami hanya menuliskan kepada kamu apa yang dapat kamu baca dan pahamkan. Dan aku harap, mudah-mudahan kamu akan memahaminya sepenuhnya, dan seterusnya.
Kerajaan Allah bagi orang Kristen tentu tidak asing karena paling tidak setiap hari Minggu pada saat kebaktian pasti mendengar atau mengucapkan Kerajaan Allah. Kerinduan setiap pengikut Kristus adalah datangnya Kerajaan Allah. Karena hal itu diyakini oleh umat Kristen merupakan puncak perwujudan iman seorang Kristen.
Beberapa pertanyaan pengantar untuk memudahkan setiap orang untuk dapat memahami Kerajaan Allah, diantaranya: Apakah setiap orang Kristen juga mengerti tentang Kerajaan Allah: Apakah Kerajaan Allah itu, Dimana Kerajaan Allah dan Bila Kerajaan Allah terwujud?
Mari kita selidiki tentang Kerajaan Allah ini melalui Alkitab, seperti tertulis dalam: Mazmur 111:2 Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Hanya dari Kitablah kita akan menemukan jawaban semua tanya yang berkaitan dengan Kerajaan Allah ini. Agar pengertiannya tidak bias maka kerangka berpikir kita harus berpedoman pada ayat-ayat Alkitab dan harus menggunakan akal atau pikiran bukan pada persangkaan, dan yang tidak dapat dilupakan adalah belajar dari sejarah perjuangan orang-orang pilihan Allah.
Setiap orang yang benar-benar pengikut Yesus Kristus harus dapat berjuang menegakkan Kerajaan Allah di bumi ini sebagaimana orang-orang Piluhan Allah yang dahulu. Ada beberapa kisah orang Pilihan Allah yang dapat dijadikan pedoman untuk mewujudkan Kerajaan Allah. Orang Pilihan Allah yang bisa dijadikan teladan untuk melakukan aturan yang dikehendaki Allah, banyak terdapat di Alkitab pada Perjanjian Lama, misalnya Salomo dan Daniel. Mereka disebut orang bijak dan berhikmat, selalu menggunakan akal dalam mendengar dan melaksanakan firman Allah. Mereka adalah dua orang pintar dari beberapa orang pintar dalam Alkitab yang tidak tersesat oleh kebodohan manusia.
Contoh ayat-ayat dalam kitab Salomo dan Daniel yang dapat kita jadikan pedoman tersebut adalah: Amsal 16:22 Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang "kurang pintar" ialah kebodohannya. Dan Daniel 9:22 Lalu ia (malaikat Gabriel) mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti…”
Kerajaan Allah, di dalam Injil Matius tentang Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridNya, Matius 6:9-13 berbunyi: 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Kerajaan Allah, berdasarkan ayat di tersebut berada di sorga karena Allah Bapa ada di sorga dan di sanalah kehendakNya terwujud, yaitu satu Kerajaan dengan kehendak Allah Bapa saja yang terlaksana maka disanalah Kerajaan Allah berada. Doa ini dilanjutkan lagi agar kehendak Allah ini terjadi di bumi seperti di sorga, berarti Kerajaan Allah terwujud di bumi tempat kita hidup sekarang ini. Adalah pemahaman yang salah jika dikatakan bahwa Kerajaan Allah terwujud nanti (setelah manusia mati) di tempat yang kita tidak tahu seperti apa…. karena kita harus mengacu pada doa yang diajarkan oleh Yesus sang Anak Allah.
Kerajaan Allah diajarkan Yesus dalam Kitab Perjanjian Baru. Yesus lebih banyak mengajarkannya dalam bentuk perumpamaan kecuali kepada Murid-muridNya, Dia ajarkan dalam arti lugas atau jelas, seperti diucapkan dalam Markus 4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,…
Ada beberapa ayat yang menunjukkan defenisi Kerajaan Allah, yaitu bahwa
1. Kerajaan Allah dapat dimasuki.
Matius 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
2. Kerajaan Allah, didalamnya ada perayaan kemenangan, yaitu Paskah. Paskah adalah pesta perayaan kebebasan bangsa Israel dari perbudakan Firaun di Mesir dalam Kitab Ulangan 16:1 "Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam. Dan masih banyak ayat yang menyatakan perayaan Paskah bagi bangsa Israel. Kerajaan Allah juga menyatakan perayaan Paskah seperti terdapat dalam Injil Lukas berikut:
Lukas 22:15 Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.
Lukas 22:16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.
3. Kerajaan Allah berarti menegakkan hukum,
Lukas 22:30 bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
4. Kerajaan Allah dapat dilihat oleh orang yang hadir pada saat Firman ini disampaikanNya.
Lukas 9:27 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah."
5. Kerajaan Allah menyangkut kebutuhan dunia,
Matius 6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6. dan masih banyak ayat lain yang mendefenisikan hal Kerajaan Allah.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa berbicara Kerajaan Allah adalah juga menyangkut hal fisik bukan hanya spritual saja, maka adalah suatu pemahaman yang keliru yang mengatakan bahwa Kerajaan Allah itu cukup dalam hati setiap orang, karena hal ini bertentangan dengan Firman Allah dalam Matius 6:10, yaitu doa yang diajarkan Yesus bahwa kita memohon kepada Allah Bapa agar Kehendak-Nya terwujud di bumi (bukan di hati). Matius 6:11-13: 11berikanlah kami…12ampunilah kami...13lepaskanlah kami... Kata kami mengandung arti jamak bukan satu orang atau harus dalam Jemaat Allah.
Alkitab memaparkan dengan jelas tentang apa saja yang menyangkut kehendak Allah. Kehendak Allah dapat kita pahami melalui Roh Kudus yang tinggal diam dalam kita, Roh itu menolong dan menyempurnakan agar manusia paham dan mampu melakukan kehendak Allah tersebut. Melakukan kehendak Allah adalah kunci keberhasilan dan perwujudan iman pada Allah, Yakobus 2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman
Kerajaan Allah dapat terwujud di bumi ini karena adanya tindakan atau perbuatan orang yang dipilih Allah untuk melakukan kehendakNya, dengan demikian Kerajaan Allah juga menyangkut politik. Politik yang mengandung arti murni bukan rekayasa, seperti politik yang berlaku di seluruh negara di dunia sekarang ini. Pengertian politik ini dapat dipelajari dari Kitab Perjanjian Lama, misalnya Abraham, Musa, Josua, Daud, Salomo dan yang lainnya. Mereka adalah Orang Pilihan Allah yang berjuang bahkan berperang dengan perlengkapan tentara dan amunisi melawan angkatan perang bangsa-bangsa menuju tempat yang dijanjikan Allah. Di tanah yang dijanjikan Allah tersebut akan diberlakukan/diimplementasikan Hukum Allah atau Kehendak Allah dan yang memegang tampuk kekuasaan atau pemerintahan adalah orang yang diurapi atau dipercaya Allah bukan hasil pemungutan suara atau musyawarah di kursi dewan.
Misalnya Musa dan Josua adalah Panglima Perang dan juga Pemimpin Bangsa Israel. Mereka memiliki pasukan, amunisi dan wilayah taklukan; dalam arti fisik, yaitu di Mesir sampai ke Kanaan (sekarang dari Mesir sampai Palestina atau Yerusalem)[2]. Misalnya: Bilangan 1:16 Itulah orang-orang yang dipilih dari umat itu, masing-masing sebagai pemimpin dari suku bapa leluhurnya; mereka inilah kepala-kepala pasukan Israel, Ulangan 20:1 "Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan engkau melihat kuda dan kereta, yakni tentara yang lebih banyak dari padamu, maka janganlah engkau takut kepadanya, sebab TUHAN, Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, menyertai engkau. dan Josua 10:36 Kemudian Yosua dengan seluruh Israel bergerak maju dari Eglon ke Hebron, lalu berperang melawannya. 10:37 Negeri itu direbut mereka dan dipukul dengan mata pedang, juga rajanya dan segala kotanya dan semua makhluk yang ada di dalamnya, tidak seorang pun yang dibiarkannya lolos, tepat seperti yang dilakukannya terhadap Eglon. Kota itu dan semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpasnya. Jelaslah konteks dalam Alkitab bahwa berbicara Kerajaan Allah juga menyangkut fisik, politik dan unsur-unsur yang menyertainya
Hukum Allah adalah Kehendak Allah, misalnya Hukum Taurat (baca di Keluaran 20:1-17 dan Ulangan 4:44-45). Inilah hukum Taurat yang dipaparkan Musa kepada orang Israel. Inilah peringatan, ketetapan dan peraturan, yang dikatakan Musa kepada orang Israel, dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir. Hukun Taurat ini diimplementasikan di wilayah yang ditunjuk atau dikehendaki Allah, yaitu di Tanah Perjanjian atau Tanah Kanaan atau Yerusalem. Allah sepenuhnya memerintah atas bangsa Israel melalui orang pilihanNya, yaitu dari Musa, Josua, Daud sampai Raja Salomo. Kerajaan Israel pada masa itu berjaya dan menjadi kerajaan termegah dan terbesar diantara kerajaan-kerajaan yang ada di bumi ini. Raja yang memerintah adalah orang Pilihan dan Diurapi Allah, seperti Daud (dalam Mazmur 2:6 "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!") serta melakukan apa saja yang menjadi Kehendak Allah, berarti yang berdiri saat itu adalah Kerajaan Allah di bumi, yaitu di Yerusalem.
Bangsa Israel setia mengabdi pada Allah dan Allahpun setia dan kasihsayangNya berada pada bangsa itu. Kejayaan dan kemasyuhuran bangsa Israel sampai ke seantero negeri di bumi dan menjadi pusat perhatian bangsa-bangsa. Tidak sedikit bangsa lain yang ingin merebut Yerusalem dari keturunan Daud pada masa itu namun selalu berhasil digagalkan bahkan mereka berhasil memperluas wilayah taklukan sampai ke Asia[3].
Masa kejayaan bangsa Israel mulai runtuh sejak dipimpin oleh keturunan Raja Salomo, yaitu Raja Rehabeam karena mereka meninggalkan Allah dan mengikuti allah bangsa lain dan juga perang saudara diantara mereka. Bangsa Israel kembali diperbudak bangsa-bangsa seperti sebelum dibawa Musa keluar dari perbudakan Firaun, mereka jadi tawanan Raja Babilonia, Raja Media-Persia, Raja Yunani sampai Raja Constantinopel (Romawi). Bangsa-bangsa lain silih berganti menjajah dan memperbudak bangsa Israel dan mereka menjadi orang tawanan di pembuangan[4].
Selama bangsa Israel dalam pembuangan, dinubuatkan bahwa hanya Mesias yang menjadi penyelamat bagi bangsa Israel, yaitu keturunan Daud (Kitab para nabi dalam Perjanjian Lama). Nubuatan itu diantaranya Mikha 4:8 Dan engkau, hai Menara Kawanan Domba, hai Bukit puteri Sion, kepadamu akan datang dan akan kembali pemerintahan yang dahulu, kerajaan atas puteri Yerusalem. Nubuatan ini telah tergenapi dengan datangnya Mesias, yaitu Yesus. Yohanes 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Yohanes 12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."
Setelah mengalahkan Herodes, Yesus berhasil menjadi Raja di Israel yang pada waktu itu Yerusalem dikuasai oleh Romawi dengan Rajanya Herodes. Namun keberhasilan Yesus ini oleh kaum beragama Kristen khususnya masih diartikan secara spritual bahkan pemulihan Yeruslem sebagai Kota Keselamatan itu masih dinantikan oleh banyak orang, dengan pemahaman bahwa hal itu akan terjadi nanti di hari kiamat atau sering dikenal dengan Kerajaan Seribu Tahun, artinya sampai sekarangpun belum terjadi atau dengan kata lain Yesus belum atau tidak berhasil memulihkan Yerusalem sebagaimana Yerusalem yang dulu pada masa Daud, dan Salomo. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan fakta-fakta yang dikemukakan Yesus dalam kotbahNya seperti uraian di atas tentang Kerajaan Allah.
Yesus tentu berhasil menegakkan Kerajaan Allah secara fisik di Yerusalem sejalan dengan nubuatan Mikha 4:8 dan Yesaya 52:13 serta Yesaya 53:10 yang digenapi pada Yohanes 12:15 dan Roma 11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan masih banyak lagi ayat nubuatan dan ayat penggenapannya dalam Alkitab.
Sekarang ini telah terjadi pembelokan sejarah terutama sejarah tentang Yesus sebagai Mesias, yaitu Sang Penyelamat yang dinubuatkan oleh para Nabi diantaranya Yesaya 52:13 sampai Yesaya 53:15 dan Mikha 4:8. Pembelokan semakin diperparah dengan pikiran sebagian orang besar orang saat ini yang terjebak dengan pemahaman yang digembar-gemborkan oleh Romawi bahwa Yesus mati pada usia sekitar 33 tahun padahal ini sangat bertentangan dengan nubuatan Yesaya 53:10, bahwa Mesias akan melihat keturunannya, lanjut usianya dan kehendak Allah akan terlaksana padanya. Dan Mikha 4:8, bahwa lembalinya kerajaan yang dahulu.
Tetapi jika orang sepaham dengan ajaran bahwa Yesus mati dalam usia 33 tahun dan Kerajaan Allah secara fisik di Yerusalem belum atau tidak terwujud saat itu juga berarti Yesus yang mati pada usia 33 tahun itu bukan Mesias yang dinantikan karena dia tidak menggenapi nubuatan para nabi dalam Perjanjian Lama.
[2] dapat dibaca dalam Kitab Bilangan, Kitab Ulangan dan Kitab Josua.
[3] Pada Kitab Raja-raja
[4] Pada Kitab Daniel
Kamis, 28 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar